Monday, March 29, 2010

5 karya Origami terbaik[pic]

Origami kesenian lipat kertas dari jepang ini ternyata memiliki bentuk yang ga bakal disangka-sangka.abis nonton TPI kmaren tentang tournament Origami gw jadi tertarik ni mw nampilin bentuk origami yang paling bagus menurut gw.
mw sharing aja ni menurut gw 5 bentuk Origami
yang paling bagus..
 karya dari kamiya.karyanya ini dihargai 1juta yen.harga yang mahal dari sebuah kertas.
Karya yang diberi nama Raijin [dewa petir] diciptakan oleh Hoyjo Takahasi.klo disearch do google ni gambar yang paling sering muncul loh.

karya yang diberinama Swan ini karya yang bagus dari bentuk dan warna sayang ane ga tw siapa nama senimanya.
Allosaurus Skeleton Karya Robert J. Lang Mirip sama banget sama yang aslinya..
 
 yang terakhir ni dia satu lagi karya dari kamiya..
gimana tertarik ga sama origami..?

Teori perkembangan ilmu manajemen

Pendahuluan

Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam Meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.[2] Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.[3]

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.[4]

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Pembagian Manajem

Dalam ilmu manajemen dikenal 3 aliran manajemen antara lain:
1.Aliran Klasik
aliran ini terdiri dari :
a. Manajemen Ilmiah
b. Prinsip-prinsip administrasi
c. Organisasi Birokrasi

2.Aliran Prilaku
3.Aliran ilmu manajemen

Disamping ketiga aliran tersebut,juga akan dibicarakan dua pendekatan manajemn.kedua pendekatan tersebut adalah:
1.Pendekatan sistem
2.pendekatan kontingensi

1. ALIRAN KLASIK
a. Manajemen Ilmiah
Teori manajemen ilmiah sebagian dari kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas.hal ini dikembangkan oleh federick w.taylor ,henry l.Grant,dan Frank serta Lillian Gillbert.Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.Taylor mendasarkan filosofinya pada empat prinsip dasar sebagai berikut.
1.Mengembangkan manajemen ilmiah yang sebenarnya
2.Seleksi ilmiah para pekerja
3.Pendidikan dan pengembangan ilmiah para pekerja
4.Kerjasama yang baik antar manajemen dengan pekerja

Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu,dan dikembangkan kembali oleh Henry L.Gantt serta Frank dan Lillian Gilbreth
Henry L.Gantt menerapkan sistem upah Taylor untuk memotivasi Para pekerja dengan upah yang lebih besar.Dia juga memperkenalkan system “Charting” yang terkenal dengan “Gantt Chart” yang memuat jadwal kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi pemborosan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth,Frank menekankan bahwa efisiensi gerak dapat meningkatkan produktivitas sehingga dapat menentukan dasar keahlian rata-rata pekerja.sedangkan Lilliana lebih menekankan aspek-aspek manusia dalam bekerja seperti seleksi,penempatan,pendidikan dan latitihan terhadap pekerja.

b. Prinsip prinsip Administrasi

Teori administrasi umum atau, dalam bahasa Inggris, general theory of administration, adalah teori umum mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Sumbangan penting untuk teori ini datang dari industrialis Perancis Henri Fayol dengan 14 prinsip manajemen-nya, menurutnya Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Division of labor (Pembagian kerja),
Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya semakin efisien.
2. Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggung Jawab),
Manajer harus memberi perintah/tugas supaya orang lain dapat bekerja
3. Discipline (Disiplin)
Setiap anggota organisasi harus menghormati peraturan/ketentuan dalam organisasi. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuh an ini dan juga kesepakatan yang adil, seperti pengharga an terhadap prestasi serta penerapan sanksi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
4. Unity of Cammand (Kesatuan komando),
Setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atau atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
5. Unity of Direction (Kesatuan pengarahan)
Sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana kerja.
6. Sub Ordination of Individual interest to the common good (Pengutamaan kepentingan umum dari pada kepenting an pribadi).
Kepentingan perorangan (karyawan) dikalah kan terhadap kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Renumeration of Personnel (Pemberian upah karyawan)
Imbalan yang adil antara karyawan dan pengusaha.
8. Centralization(Sentralisasi/Pemusatan)
Manajer adalah penanggung jawab terakhir dari keputusan yang diambil walaupun demikian manajer juga harus memberi wewenang yang cukup kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas (desentralisasi).
9. Scalar Chain (Rantai Skalar/Garis Wewenang)
Garis wewenang yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
10. Order (Tata Tertib)
Tertibnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu yang tepat.
11. Equity (Keadilan),
Sikap persaudaraan keadilan (keakraban) para manajer terhadap bawahan nya.
12 tability of Penure of Personnel (Kestabilan Staff)
Tidak banyak pergantian karyawan yang keluar masuk organisasi(stabil). Mutasi karyawan yang terlalu tinggi menunju kan tidak efisiennya suatu organisasi.
13. Initiative (Inisiatif),
Memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesai kan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.
14. Esprit de Corps (Semangat Kelompok)
Meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu seperti dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung dari pada komunikasi formal dan tertulis.
     c. Organisasi Birokrasi

    Aliran klasik yang lain dikemukakan oleh Max Weber dalam teorinya Organisasi Birokrasi.
    Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer.
    Penyebab Weber mengembangkan teori ini karena ia melihat banyak organisasi dijerman dikelola secara pribadi.setiap pekerja mengerjakan pekerjaanya secara individu bukan secara kelompok atau tim,maka hasilnya mempunya tujuan individu juga.akibatnya para pekerja akan memperoleh kepentingan masing-masing,bukan kepentingan kelompok sehingga tujuan yang dicapai tidak efisien, Sehingga Weber Memikirkan cara untuk mengatasi hal ini dengan mengembangkan sebuah teori struktur wewenang dan hubungannya.yang dikenal dengan teori Birokrasi.beberapa karakter khusus Birokrasi adalah sebagai berikut :
    1. Spesialisasi pekerjaan
    2. Haerarki wewenang
    3.Peraturan dan keputusan formal
    4.hubungan yang impersonal
    5.Promosi pekerjaan


    2. Aliran Perilaku

    Aliran prilaku muncul karena aliran klasik belum menghasilkan effisiensi produksi dan keserasian kerja.
    Hugo Munsterberg  berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas ,dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan peralatan-peralatan  psikologi.peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan tiga cara :
      1. mendapatakan orang yang memiliki mental sesuai dengan pekerjaanya
      2. menyesuaikan kondisi psikologi dengan pekerjaan setiap karyawan.
      3. mempegaruhi karyawan agar dapat menghasilkan hasil yang baik.


    Pada tahun 1927, Profesor Elton Mayo dari Harvard beserta rekan-rekannya melanjutkan penelitian tentang produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain, misalnya dengan mendesain ulang jabatan, mengubah lamanya jam kerja dan hari kerja alam seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan menyusun rancangan upah individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini mengindikasikan bahwa ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
    Kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone (Kajian Hawthrone adalah serangkaian kajian yang dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Kajian dilakukan di Western Electric Company Works di Cicero, Illenois). ini memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perlikau manusia dalam organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa:
    • perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat
    • pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu
    • standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
    • uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
    Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia sebagai penentu berfungsi atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut.perhatian khusus dapat menyebabkan seseorang meningkatkan usahanya.

    3.  Aliran Ilmu Manajemen (Kuantitatif)

      Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan aliran perilaku (perilaku organisasi) dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah (aliran kuantitatif) atau operation reserch dan management science.
    Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering dikenal sebagai pendekatan aliran perilaku / operation reseacrh (OR)
    Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi dan dengan metoda penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”. Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor yang lebih meng- utamakan “self actualizing man” dari pada hanya sekedar “social man” dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo kemudian ditingkatkan lagi oleh aliran yang lebih maju lagi, yaitu manusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang seringkali cukup aneh yang dikenal dengan konsep “complex-man”. Karena tidak ada dua orang yang persis sama, maka seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
    Metode OR banyak diterapkan pada bidang manajemen yang berhubungan dengan manajemen fisik barang dan jasa.seperti peramalan (forecasting),Penjadwalan produksi,program linear,dan nonlinear teori antrian,pengembangan produk dan analisa titik impas.

    Maslow (1908-1970)  memperkenalkan teori aktualisasi diri dengan menandaskan bahwa tujuan utama psikoterapi adalah membangun integritas seseorang.Mengemukakan adanya hierarki kebutuhan dalam penjelasan nya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
    Tingkatan Kebutuhan manusia menurut Maslow sebagai berikut :
    (1) Kebutuhan Fisologis, hampir semua kebutuhan dasar manusia kebutuhan akan pemelioharaan biologis, makan, minum dan kesejahteraan fisik.
    (2) Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan perlidungan dan kepastian dalam kehidupan sehari-hari.
    (3) Kebutuhan Sosial, kebutuhan akan kasih sayang, rasa memiliki dalam hubungan dengan orang lain.
    (4) Kebutuhan Harga Diri secara Penuh, kebutuhan akan harga diri dimata orang lain, penghormatan, prestise, harga diri, kemampuan diri dan dianggap ahli.
    (5) Kebutuhan Aktualisasi Diri, tingkat kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan “self fulfilment” berkembang dan menggunakan kemampuannya.

    Pendekatan Dalam Manajemen

    Munculnya pendekatan - pendekatan dalam manajemen karena dianggap tidak ada suatu teori-pun yang dapat deterapkan secara Universal dalam situasi tertentu.Ada dua pendekatan dalam manajemen untuk memecahkan masalah secara kompleks, antara lain pendekatan sistem dan kontingensi

    to be cont..